Rinai hujan turun dari langit
Yang hitam murung bersedih
Melihatku jatuh terpuruk
Luluh lantak dan hancur
Ditelan ganasnya kepedihan hati
Melepas kepergian sebuah jiwa
Yang telah terpatri di dalam hati
Rinai air yang semula lembut
Menghanyutkan khayalku akan jiwa itu
Telah menjadi jarum yang tajam
Menusuk kulit
Hujan,, kilauan indah sang awan mendung
Yang selalu dapat membuat aku tersenyum bahagia
Karna aku bisa mendekap jiwa itu erat
Tapi kini,, hujan bagaikan badai
Menghempas diriku yang telah terpuruk
Terlempar jauh ke negeri tak bertuan
yang sepi,, sendiri,, dingin,, dan gelap
Sehingga menuntut diriku
Untuk segera menjemput malaikat maut
Dan hancur dalam kesendirian